MALANG– Bulan Maulid menjadi bulan khusus bagi Majelis Maulid Wat
Ta'lim Riyadlul Jannah. Untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW,
majelis yang memiliki puluhan ribu jamaah itu menggelar safari Maulid
Nabi selama 40 malam mulai 16 Januari kemarin, sampai 24 Februari yang
akan datang.
Safari Maulid Nabi itu digelar setiap malam keliling dari masjid,
musala, kampus dan pondok pesantren yang ada di Malang raya sampai
Pasuruan. Tidak pandang hujan atau dingin, puluhan ribu jamaah sangat
antusias mengikuti safari Maulid Nabi yang digelar selama 40 malam itu.
Buktinya, pada pembukaan safari Maulid di Masjid Jami Agung Kota Malang,
tidak kurang dari 10 ribu jamaah hadir dalam majelis yang dihadiri para
ulama dan habaib se Malang raya dan Pasuruan itu, meskipun hujan deras
mengguyur Kota Malang.
“Antusiasme jamaah semakin tinggi tahun ini. Meski hujan dan dingin,
jamaah tetap antusias untuk datang bershalawat bersama dan mengaji
bersama,” kata Sekretaris Pengurus Majelis Maulid Wat Ta'lim Riyadlul
Jannah, M. Saikhu kepada Malang Post, kemarin.
Sebelum digelar Safari Maulid Nabi 40 malam, ribuan jamaah mengikuti
safari ziarah ke makan tujuh wali yang diakhir dengan Tabligh Akbar
Maulid di Gresik beberapa waktu lalu. Untuk mengangkut puluhan ribu
jamaah, majelis menyediakan sekitar 156 bus pariwisata dan sekitar 300
mobil pribadi juga ikut mengiringi safari ziarah itu. “Safari ziarah
tersebut mengawali safari Maulid 40 malam di Malang raya dan Pasuruan,”
terangnya.
Menurutnya, Safari Maulid Nabi 40 malam sudah digelar sejak tahun 2009
lalu. Kebiasaan safari Maulid sebenarnya sudah dilakukan Khodimul
Majelis Maulid Wat Ta'lim Riyadlul Jannah, KH Abdurrahim Sadzili. Setiap
masuk bulan Rabiul Awal, ia menggelar pembacaan Maulid Simthud
Durar selama 40 malam berturut-turut bersama para santrinya. Kebiasaan
itulah yang kemudian ia ingin tularkan kepada kaum muslimin pecinta
Rasulullah SAW di Malang raya secara umum.
Pada awalnya, untuk mendapat 40 tempat sebagai lokasi acara safari 40
malam, ia menawarkan gagasan dakwahnya itu kepada para pengurus masjid
di sekitar kawasan Malang Raya. Tidak semuanya dapat berjalan mulus dan
mudah. Karena masih banyak orang yang belum mengenal Maulid Simthud
Durar.
Setelah safari Maulid 40 malam yang diselenggarakan pertama kali pada
tahun 1430 H/2009 M tersebut berjalan sukses, jama’ah setianya semakin
bertambah banyak, hingga mencapai ribuan. Untuk menetapkan tempat pun
tidak lagi sulit. Semangat para jamaah begitu kentara. Meski diguyur
hujan dan menahan dinginnya angin malam, mereka, yang rata-rata
menggunakan kendaraan sepeda motor, baik sendiri maupun dengan keluarga,
dengan setia menghampiri setiap tempat yang kedapatan disinggahi acara
Safari Maulid. Lokasi acaranya sendiri kini telah meluas setidaknya
sampai kota Pasuruan. “Sekarang jamaahnya terus meningkat, meski setiap
malam harus menghadiri majelis sholawat. Sekarang ini tidak kurang dari
20 ribu jamaah yang selalu setia hadir di majelis ini,” paparnya.
Gubernur Jatim Pakde Karwo dan Wagub Gus Ipul direncanakan bakal hadir
dalam acara penutupan safari Maulid Nabi di malam ke-40 di PP. Riyadlul
Jannah, Desa Pendem, Kec. Junrejo, Kota Batu pada 24 Februari mendatang.
Para habaib dari berbagai daerah pun ikut mengisi tausyiah yang setiap
malam di gelar dalam safari Maulid. Usai safari maulid akan kembali
digelar setiap Ahad keliling Malang raya dan Pasuruan. (aim/udi)
Peringati Maulid dengan Berbagi Nasi Bungkus
MALANG- Jika biasanya Peringatan Maulid Nabi dilakukan oleh masyarakat
dengan menggelar pengajian, komunitas Berbagi Nasi Malang tidak
demikian. Mereka memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan cara
mereka sendiri, yakni Menabung alias Membagikan Nasi Bungkus.
Acara bagi-bagi nasi bungkus tersebut akan digelar sore ini mulai pukul
15.00 dengan start di Museum Brawijaya Malang. Mereka akan menyisir
jalan-jalan utama untuk membagikan nasi kepada orang yang membutuhkan,
khususnya yang tidur beralaskan bumi dan beratapkan langit.
Koordinator Lapangan Berbagi Nasi Malang, Yoga Rindi Destyana
mengatakan, membagikan nasi merupakan kegiatan rutin komunitas yang baru
awal tahun ini berdiri. Sebelumnya, mereka membagi nasi di akhir pekan.
Namun karena minggu ini bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi,
jadwalnya pun dimajukan.
"Nasi bungkus yang akan dibagikan merupakan sumbangan dari semua lapisan
masyarakat. Pengurus Berbagi Nasi menerima secara langsung sumbangan
nasi bungkus tersebut di garis start, dan akan langsung disalurkan
kepada masyarakat yang membutuhkan. Selain menerima sumbangan, kami juga
membuka diri jika ada masyarakat yang ingin membantu menyalurkan nasi
bungkus bersama," beber Yoga pada Malang Post, kemarin.
Anggota komunitas Berbagi Nasi Malang berasal dari berbagai kalangan.
Selain mahasiswa dan pelajar, ada juga yang sudah bekerja dan memiliki
usaha sendiri. Meski baru dua minggu terbentuk, namun antusias anggota
dan respon masyarakat begitu tinggi. Terbukti dalam aksi spontan pekan
lalu, mereka bisa mengumpulkan lebih dari 800 nasi bungkus dan dibagikan
ke seluruh penjuru Kota Malang.