Dinsdag 19 Maart 2013

Riyadlul Jannah

MALANG– Bulan Maulid menjadi bulan khusus bagi Majelis Maulid Wat Ta'lim Riyadlul Jannah. Untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, majelis yang memiliki puluhan ribu jamaah itu menggelar safari Maulid Nabi selama 40 malam mulai 16 Januari kemarin, sampai 24 Februari yang akan datang.
Safari Maulid Nabi itu digelar setiap malam keliling dari masjid, musala, kampus dan pondok pesantren yang ada di Malang raya sampai Pasuruan. Tidak pandang hujan atau dingin, puluhan ribu jamaah sangat antusias mengikuti safari Maulid Nabi yang digelar selama 40 malam itu. Buktinya, pada pembukaan safari Maulid di Masjid Jami Agung Kota Malang, tidak kurang dari 10 ribu jamaah hadir dalam majelis yang dihadiri para ulama dan habaib se Malang raya dan Pasuruan itu, meskipun hujan deras mengguyur Kota Malang.
“Antusiasme jamaah semakin tinggi tahun ini. Meski hujan dan dingin, jamaah tetap antusias untuk datang bershalawat bersama dan mengaji bersama,” kata Sekretaris Pengurus Majelis Maulid Wat Ta'lim Riyadlul Jannah, M. Saikhu kepada Malang Post, kemarin.
Sebelum digelar Safari Maulid Nabi 40 malam, ribuan jamaah mengikuti safari ziarah ke makan tujuh wali yang diakhir dengan Tabligh Akbar Maulid di Gresik beberapa waktu lalu. Untuk mengangkut puluhan ribu jamaah, majelis menyediakan sekitar 156 bus pariwisata dan sekitar 300 mobil pribadi juga ikut mengiringi safari ziarah itu. “Safari ziarah tersebut mengawali safari Maulid 40 malam di Malang raya dan Pasuruan,” terangnya.
Menurutnya, Safari Maulid Nabi 40 malam sudah digelar sejak tahun 2009 lalu. Kebiasaan safari Maulid sebenarnya sudah dilakukan Khodimul Majelis Maulid Wat Ta'lim Riyadlul Jannah, KH Abdurrahim Sadzili. Setiap masuk bulan Rabiul Awal, ia menggelar pembacaan Maulid Simthud Durar selama 40 malam berturut-turut bersama para santrinya. Kebiasaan itulah yang kemudian ia ingin tularkan kepada kaum muslimin pecinta Rasulullah SAW di Malang raya secara umum.
Pada awalnya, untuk mendapat 40 tempat sebagai lokasi acara safari 40 malam, ia menawarkan gagasan dakwahnya itu kepada para pengurus masjid di sekitar kawasan Malang Raya. Tidak semuanya dapat berjalan mulus dan mudah. Karena masih banyak orang yang belum mengenal Maulid Simthud Durar.
Setelah safari Maulid 40 malam yang diselenggarakan pertama kali pada tahun 1430 H/2009 M tersebut berjalan sukses, jama’ah setianya semakin bertambah banyak, hingga mencapai ribuan. Untuk menetapkan tempat pun tidak lagi sulit. Semangat para jamaah begitu kentara. Meski diguyur hujan dan menahan dinginnya angin malam, mereka, yang rata-rata menggunakan kendaraan sepeda motor, baik sendiri maupun dengan keluarga, dengan setia menghampiri setiap tempat yang kedapatan disinggahi acara Safari Maulid. Lokasi acaranya sendiri kini telah meluas setidaknya sampai kota Pasuruan. “Sekarang jamaahnya terus meningkat, meski setiap malam harus menghadiri majelis sholawat. Sekarang ini tidak kurang dari 20 ribu jamaah yang selalu setia hadir di majelis ini,”  paparnya.
Gubernur Jatim Pakde Karwo dan Wagub Gus Ipul direncanakan bakal hadir dalam acara penutupan safari Maulid Nabi di malam ke-40 di PP. Riyadlul Jannah, Desa Pendem, Kec. Junrejo, Kota Batu pada 24 Februari mendatang. Para habaib dari berbagai daerah pun ikut mengisi tausyiah yang setiap malam di gelar dalam safari Maulid. Usai safari maulid akan kembali digelar setiap Ahad keliling Malang raya dan Pasuruan. (aim/udi)

Peringati Maulid dengan Berbagi Nasi Bungkus
MALANG- Jika biasanya Peringatan Maulid Nabi dilakukan oleh masyarakat dengan menggelar pengajian, komunitas Berbagi Nasi Malang tidak demikian. Mereka memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan cara mereka sendiri, yakni Menabung alias Membagikan Nasi Bungkus.
Acara bagi-bagi nasi bungkus tersebut akan digelar sore ini mulai pukul 15.00 dengan start di Museum Brawijaya Malang. Mereka akan menyisir jalan-jalan utama untuk membagikan nasi kepada orang yang membutuhkan, khususnya yang tidur beralaskan bumi dan beratapkan langit.
Koordinator Lapangan Berbagi Nasi Malang, Yoga Rindi Destyana mengatakan, membagikan nasi merupakan kegiatan rutin komunitas yang baru awal tahun ini berdiri. Sebelumnya, mereka membagi nasi di akhir pekan. Namun karena minggu ini bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi, jadwalnya pun dimajukan.
"Nasi bungkus yang akan dibagikan merupakan sumbangan dari semua lapisan masyarakat. Pengurus Berbagi Nasi menerima secara langsung sumbangan nasi bungkus tersebut di garis start, dan akan langsung disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan. Selain menerima sumbangan, kami juga membuka diri jika ada masyarakat yang ingin membantu menyalurkan nasi bungkus bersama," beber Yoga pada Malang Post, kemarin.
Anggota komunitas Berbagi Nasi Malang berasal dari berbagai kalangan. Selain mahasiswa dan pelajar, ada juga yang sudah bekerja dan memiliki usaha sendiri. Meski baru dua minggu terbentuk, namun antusias anggota dan respon masyarakat begitu tinggi. Terbukti dalam aksi spontan pekan lalu, mereka bisa mengumpulkan lebih dari 800 nasi bungkus dan dibagikan ke seluruh penjuru Kota Malang.